SAYA BANGGA MENJADI MAHASISWA POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA KOTA TEGAL
Saya Dian mahasiswa poltek Tegal jurusan DIII Kebidanan, pada pertengahan tahun 2015 saya pertama kali menginjakkan kaki di kampus poltek harber, merupakan suatu kebanggan bagi saya bisa menjadi mahasiswa poltek harber prodi DIII Kebidanan, berharap kelak bisa menjadi bidan yang berkompeten dan bertanggung jawab. Sebelum menjadi mahasiswa banyak tahapan-tahapan yg harus saya lewati, dari tes tertulis sampai dengan tes kesehatan. sebagai mahasiswa kebidanan kita harus tahan banting, dari mulai berangkat pagi pulang sore, tugas dan hafalan yang seabreg dan yang pasti menyiapkan mental untuk menghadapi praktek di lahan. . . nah. . di kampus harber kita selalu belajar banyak hal itu. Di kampus kita di ajarkan untuk selalu menjadi orang yang disiplin, bertanggung jawab, dan menjadi bidan yang cerdas dan berkualitas. Saya bangga ketika ada orang yang bertanya di mana saya kuliah dan mengambil jurusan apa? meskipun saat ini sudah banyak ahli madya kebidanan tapi tidak mengurungkan niat saya menjadi seorang bidan, karena ini adalah cita-cita saya sejak kecil. . .
dan lewat poltek harber saya berjuang penuh harap. . .
Bagi saya tidak ada halangan yang bisa mencegah kita untuk meraih mimpi, entah itu ekonomi, usia dan keadaan. . . jika kita selalu berusaha, yakin dan percaya dengan kebesaranNya. . .
Kamis, 03 Desember 2015
Kamis, 26 November 2015
Mengenali Fase Perkembangan Seksual Anak
Pada dasarnya setiap anak-anak akan mengalami pertumbuhan dan menjadi manusia dewasa. Dalam perkembangannya anak akan mengalami berbagai perubahan pada tubuhnya hingga akhirnya mencapai kematangan seksual.
Freud (1905) mengusulkan bahwa perkembangan psikologis pada anak-anak terjadi dalam serangkaian fase yang disebut fase Psikoseksual. Setiap fase mewakili fiksasi libido pada area tubuh yang berbeda. Freud membagi perkembangan psikoseksual dalam 5 fase yaitu: Oral, Anal, Phallic, Latent dan Genital.
1. Fase Oral
Fase oral terjadi pada usia 0-1 tahun. Pada tahap ini bayi mendapatkan kepuasan dengan memasukkan segala sesuatu kedalam mulutnya. Pada tahap ini bayi akan sering menghisap, menggigit da menyusu. Apabila fase ini tidak dilewati dengan baik, maka anak pada usia remaja biasanya akan menggigit kuku, mengedot dan merokok terutama saat mengalami stres.
2. Fase Anal
Fase anal terjadi pada usia 1-3 tahun. Pada masa ini kepuasan terfokus pada daerah sekitar anus. Anak akan merasakan kepuasan saat belajar toilet training. Jika fase ini tidak terlewati dengan baik, beberapa anak akan tumbuh sebagai orang dewasa yang menyukai seks anal baik pada wanita maupun pria.
3. Fase Phallic
Fase Phallic terjadi pada usia 3-6 tahun. Pada fase ini anak mulai mengenali perbedaan kelamin. Anak mulai suka memainkan alat kelaminnya untuk mendapatkan kesenangan. Namun, jangan dipahami sebagai aktivitas "seksual" karena hal ini berbeda dengan aktifitas seksual pada orang dewasa.
4. Fase Latency
Fase Laten terjadi pada usia 6-masa puber. Pada fase ini perkembangan psikoseksual berhenti atau tidak terlihat. Impuls seksual ditekan selama tahap laten dan energi seksual disublimasikan terhadap pekerjaan sekolah, hobi dan persahabatan.
5. Fase Genital
Fase Genital terjadi pada saat puber hingga dewasa. Merupakan tahap terakhir pada teori psikoseksual Freud. Ini adalah waktu bagi eksperimen seksual remaja. Naluri seksual diarahkan untuk kesenangan heteroseksual, bukan untuk kesenangan diri seperti pada fase Phallic.
Kelima fase psikoseksual diatas saling berkaitan erat. Jika terjadi kegagalan pada salah satu fase maka bisa mengakibatkan kelainan kepribadian pada anak setelah dewasa.
Tentang Jhpiego
Jhpiego adalah organisasi kesehatan nonprofit internasional yang berafiliasi dengan The John Hopkins University. Selama lebih dari 42 tahun dan di lebih dari 155 negara, Jhpiego berupaya mencegah kematian pada wanita dan keluarganya.
Jhpiego bekerjasama dengan para ahli kesehatan, pemerintah dan berbagai komunitas untuk memastikan layanan kesehatan berkualitas tinggi bagi penduduk dunia terutama wanita. Jhpiego mengembangkan strategi untuk membantu negara meningkatkan taraf kesehatannya secara mandiri dengan memberikan pelatihan bagi pekerja medis, mengembangkan sistem dan dan ketersediaan fasilitas pelayan kesehatan.
Di Indonesia, Jhpiego telah ada sejak 30 tahun yang lalu. Jhpiego membantu Indonesia dalam peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak.
Saat ini Jhpiego Indonesia memiliki program-program berikut:
1. Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS)
Program peningkatan kesehatan ibu dan bayi baru lahir (Maternal and Newborn Health) yang tersebar di 150 Rumah Sakit dan 300 Puskesmas di 6 Provinsi yaitu: Provinsi Jawa Barat (Bandung dan Cirebon), Provinsi Jawa Tengah (Banyumas dan Tegal), Provinsi Jawa Timur (Malang), Provinsi Sulawesi Selatan (Pinrang), Provinsi Banten (Serang), dan Provinsi Sumatera Utara (Deli Serdang).
2. SMS Bunda
Memanfaatkan teknologi SMS untuk memberikan pengetahuan tentang perawatan antenatal dan postnatal bagi ibu hamil.
Memanfaatkan teknologi SMS untuk memberikan pengetahuan tentang perawatan antenatal dan postnatal bagi ibu hamil.
Sumber: http://www.jhpiego.org/content/indonesia
Pentingnya Kontak Kulit Antara Ibu Dan Bayi
Ibu yang baru melahirkan seringkali menempelkan bayinya pada bagian dada dengan tujuan merangsang dan membantu bayi menemukan puting susu ibu. Tapi tahukah ibu? Tindakan menempelkan kulit bayi pada dada ibu memiliki tujuan yang lebih penting dari sekedar merangsang bayi menyusu pada ibunya?
Pada beberapa jam awal kehidupan bayi diluar perut ibu, bayi mulai beradaptasi. Dari lingkungan hangat dan berair yang disebut Placenta dimana bayi bernafas dan mendapatkan makanan, menuju ke lingkungan baru yang bersuhu lebih dingin dan dipenuhi udara dimana ia harus belajar bernafas sendiri serta mempertahankan suhu tubuh dan level gula darahnya tetap stabil.
Segera setelah bayi lahir, ibu dapat membantu bayi melewati tahap ini dengan cara membaringkan bayi di dada ibu dalam posisi telungkup dan menyelimuti badan bayi dengan handuk. Cek lah suhu tubuh dan nafas bayi. Posisi ini juga merupakan cara alami untuk membangun ikatan batin antara ibu dan bayi.
Riset membuktikan bahwa kontak kulit antara ibu dan bayi pada posisi ini membantu bayi mempertahankan suhu tubuh, bernafas lebih mudah dan menstabilkan gula darah. Selain itu, tubuh ibu akan merespon secara hormonal untuk mengatur hangat dan dingin tubuh sesuai kebutuhan bayi.
Respon hormonal pada tubuh ibu juga akan merangsang keluarnya ASI dan melepaskan hormon yang membuat ibu merasa bahagia.
Bayi baru lahir biasanya akan menangis dan merasa lapar beberapa menit setelah dilahirkan. Membaringkan bayi di dada ibu juga membantu bayi menemukan puting dan belajar menyusu. Melalui kontak kulit, bayi juga dapat mendengarkan detak jantung ibu, suara yang familiar bagi bayi.
Langganan:
Postingan (Atom)